Di Gorontalo, terdapat sebuah tradisi kuno yang dikenal sebagai Tumbilotohe, yang secara harfiah berarti "menyalakan lampu". Tradisi ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Gorontalo selama berabad-abad, dan biasanya berlangsung pada tiga malam terakhir di bulan Ramadhan, menjelang Idul Fitri. Tumbilotohe menjadi simbol persiapan spiritual dan fisik sebelum merayakan hari besar tersebut.
Saat Tumbilotohe berlangsung, ribuan lampu tradisional yang terbuat dari botol berisi minyak tanah, bambu, atau lampu listrik modern dipasang di berbagai tempat. Lampu-lampu ini ditempatkan di sepanjang jalan, di depan rumah, di lapangan, hingga di persawahan. Hasilnya, Gorontalo berubah menjadi lautan cahaya yang indah, menciptakan suasana yang magis dan memukau setiap mata yang memandang. Cahaya yang menerangi malam ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga mengandung filosofi mendalam tentang pencerahan spiritual dan kebersamaan.
Tumbilotohe juga berfungsi sebagai sarana mempererat ikatan sosial. Warga dari berbagai kalangan bersama-sama menghias lingkungan mereka, menciptakan semangat gotong royong dan kebersamaan yang kuat. Setiap keluarga turut berpartisipasi dengan memasang lampu di depan rumah mereka, sementara area publik dihiasi dengan desain lampu yang lebih besar dan megah. Ada pula festival dan pasar rakyat yang turut meramaikan suasana, menjadikan Tumbilotohe lebih dari sekadar tradisi, melainkan sebuah perayaan sosial dan budaya yang dinanti-nanti.
Selain menjadi perayaan yang kaya akan nilai spiritual dan sosial, Tumbilotohe juga memiliki akar sejarah yang kuat. Tradisi ini awalnya muncul sebagai bagian dari ritual penerangan jalan untuk memudahkan masyarakat menuju masjid atau lapangan terbuka, tempat shalat Idul Fitri dilaksanakan. Di masa lalu, ketika listrik belum tersebar luas, masyarakat Gorontalo menggunakan lampu minyak dan pelita bambu sebagai sumber cahaya. Dengan perkembangan zaman, jenis penerangan yang digunakan dalam Tumbilotohe telah beradaptasi, namun esensi tradisi ini tetap terjaga.
Tumbilotohe kini tak hanya terbatas pada lampu minyak dan pelita, tetapi juga dihiasi dengan beragam teknologi lampu modern seperti lampu LED dan lampu hias beraneka warna. Meski begitu, banyak masyarakat Gorontalo yang tetap setia menggunakan metode tradisional untuk menjaga keaslian suasana, memberikan kombinasi unik antara tradisi lama dan inovasi baru. Setiap sudut kota dan desa di Gorontalo berubah menjadi tempat yang penuh cahaya, di mana orang-orang berkumpul untuk menikmati malam yang indah dan penuh keajaiban ini.
Selain menyuguhkan pemandangan spektakuler, Tumbilotohe juga diiringi dengan berbagai kegiatan budaya dan keagamaan. Acara seperti lomba menghias lampu, festival kuliner khas Gorontalo, hingga pertunjukan musik dan tarian tradisional seringkali turut memeriahkan perayaan ini. Masyarakat setempat maupun pengunjung dari luar daerah dapat merasakan kehangatan sambutan Gorontalo dalam suasana yang penuh keakraban dan rasa syukur.